Selamat malam
teman-teman...
Malam ini aq mau
bercerita tentang pengalamanku ke Teluk Kiluan.
Teluk Kiluan, bagi
kalian yg suka sm namanya wisata pasti pada tau teluk yg satu ini. Biasanya
orang2 hanya menyebutnya Kiluan, ada jg yg menyebut Pantai Kiluan, dan Pulau
Kiluan. Teluk Kiluan terletak di Desa Pekon
Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kab Tanggamus, Lampung Selatan. Teluk Kiluan ini
terkenal akan lumba-lumba yg setiap hari seliweran di sana.
Rabu lalu, 10 April 2013, aq bersama teman-temanku pergi ke
Teluk Kiluan. Hal ini sama sekali tidak direncanakan, mulanya siang hari aq
berkumpul dengan mereka, tiba-tiba muncul ide untuk pergi ke Kiluan dan dengan
persiapan dadakan kamipun pergi ke sana sore harinya. Sebelum berangkat kami
mengisi perut dan berbelanja beberapa makanan untuk dibawa, karena kami mau
hemat.. hehe.. lumayan mengurangi biaya makan di sana (Rp150.000). Tak lupa
juga untuk mengisi full bensin mobil
kami (bensin Rp100.000 untuk PP). Setelah semuanya beres, kami berangkat pukul
17.30 cuaca agak kurang mendukung, sore itu mendung dan yaaa belum setengah
perjalanan kami diguyur hujan. Sekitar 2 jam perjalanan tepatnya pukul 17.30
kami berhenti sejenak mencari tempat buang air kecil. Sepanjang perjalanan yang
berliku mengitari gunung, cuaca hujan, sepi, gelap gulita, kadang ada cahaya
lampu, tapi lebih banyak tidak ada cahaya lampu. Setelah mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir
indah, hehe... jalanan yg terjal, ada sebagian yg rusak parah, terkadang di
sebelah kanan atau kiri kita jurang, dan parahnya lagi diantara kami hanya ada
1 org yg pernah ke Teluk Kiluan, dia pun lupa lupa ingat jalannya karena malam
hari jadi susah mengingat patokannya. Kami beberapa kali berhenti dan bertanya
dgn warga sekitar. Akhirnya tiba lah kami di gapura “Selamat Datang di Teluk
Kiluan” rasanya senang sekali, tapiiiii ternyata kami harus melewati perjalanan
cukup jauh lagi hingga akhirnya kami tiba di sebuah cotage yg menjadi tujuan
kami pukul 22.00.
Setelah bernego kami mendapatkan harga sewa kamar Rp400.000
dr yg biasanya Rp450.000, cotage na cukup lengkap dengan wc di dalam, air
bersih, dan kasur. Malam itu juga kami bernego untuk memesan liat lumba-lumba
pagi hari, harus bilang dr malam karena kita harus berangkat dari pukul 6.00.
Ada dua pilihan di sana, yaitu paket melihat lumba-lumba (Rp250.000/getek/3
orang sudah termasuk diantar ke Pulau Kiluannya dan sewa pelampung) dan paket
hanya nyebrang ke pulau kiluan saja (biaya antar jemput Rp15.000/orang dan masuk
pulau Rp5000/orang). Di Pulau Kiluan itu katanya bisa snokling (Rp25.000 sewa
kaca mata dan pelampung) karena coralnya yg indah. Tapi, kami merasa sudah
jauh-jauh ke sana, akhirnya memilih paket melihat lumba-lumba. Malam semakin larut
dan kami pun beristirahat sambil bercerita di pinggir pantai yang berada depan
cotage, sambil menikmati suara ombak dan melihat beberapa cahaya lampu yg
berada di kampung nelayan pulau sebrang. Di pulau sebrang itu pun kita bisa
menginap di sana satu rumah dengan warga. Jika tiba siang hari pun kita bisa
memilih untuk menginap di cotage yg berada di Pulau Kiluannya dengan harga
Rp200.000/kamar, tapi letak kamar mandinya berada di luar dan ukurannya jauh
lebih kecil dr cotage tempat kami menginap, juga kita bisa menyewa tenda kalau
tidak salah Rp75.000/tenda. Malam semakin larut, kami semua masuk kamar dan
mencoba tidur karena lelah sekali. Namun, sampai pukul 02.30 kami baru bisa
tertidur pulas, dan harus bangun pukul 05.00 untuk sarapan dan bersiap2 melihat
lumba-lumba.
ini cotage tempat kami menginap |
Pukul 05.30 bapak penjaga sudah memanggil kami untuk
bersiap-siap berangkat, kami diberi pelampung sambil bersiap2 membawa makanan,
kompor, dan minuman karena kami berencana ingin makan lagi ketika tiba di pulau
Kiluan stelah melihat lumba-lumba. Perjalanan yg dinanti pun dimulai, kami naik
getek dan berpisah karena kami dibagi menjadi 2 getek (5 orang). Ombak yg
kencang, dan bapak yg memandu pun dengan jeli melihat sekitaran mencari
lumba-lumba. Kami benar-benar berada di tengah laut lepas dan dalam hanya
dengan sebuah getek, bahkan kaki pun bisa diturunkan sambil main air... WOOOW
rasanya itu pengalaman yg benar-benar menakjubkan buat kami semua. Pemandangan sekeliling
hanya ada perbatasan antara laut dan langit, juga di beberapa bagian deretan
gunung-gunung yg masih tertutup kabut tebal. Melihat ke depan itu rasanya
seperti akan di sapu oleh ombak besar yg mau tumpah ke muka kita.. hahaha..
setelah sejam perjalananan, kami menemukan lumba-lumba yg meloncat-loncat, kami
menjerit kegirangan melihat gerombolan lumba-lumba yg lewat di depan mata kami.
Sampai-sampai lupa untuk memfotonya karena terlalu asik melihat lumba-lumba
itu. Ternyata ukurannya sangat besar tidak seperti yg pernah aq liat di TV,
hehehe... beberapa kali sempat aq abadikan moment-moment kami selama terombang
ambing di laut lepas itu.
Ini beberapa foto lumba-lumba, tapi sayang aq kurang handal
dalam mengambil foto, hehe, jadi Cuma bisa keliatan sirip dan sebagian tubuhnya
saja (padahal maksudnya mau foto lumba-lumbanya waktu lagi lompat).
ini tadinya lumba-lumba lagi loncat, tp yg keliatan cuma buntutnya, hahaha... |
Lumba-Lumbaaaaaaa!!! |
Setelah puas melihat lumba-lumba, pukul 09.00 kami di antar
ke Pulau Kiluan, tapi kami melihat ada kampung nelayan, jadi kami minta diantar
ke kampung nelayan untuk membeli ikan karena temanku ada yg ingin membakar ikan
di pulau. Setelah itu, kami di antar lg ke pulau tiba pukul 09.30 dan kami
langsung menyiapkan alat-alat untuk memasak, kami sudah membawa nasi dari
cotage, jadi tinggal membuat lauknya yaitu mie goreng dan ikan bakar dengan
sambel kecap yg pedaaasss. Rasanya lmayan enak untuk peralatan seadanya yg kami
bawa. Setelah kenyang, kami berjalan mengitari pinggiran pulau dan berenang
untuk meilhat pemandangan bawah laut yg katanya bagus karena aq sudah sengaja
membawa kaca mata renang dari rumah, tapi sayangnya banyak karang yg sudah
mati, ditambah lagi air sedang pasang.
Pulau Kiluan |
Sekitar pukul 12.00 kami dijemput untuk
pulang ke cotage, selama perjalanan kami diajak memutari putri candi dan melihat sekeliling yang berada tidak jauh dari Pulau Kiluan. Ternyata putri candi adalah bentukan batu yg menyerupai
candi-candi yg terbentuk karena kikisan ombak, indah sekali.
Sampai di cotage kami langsung mandi dan beriap-siap untuk
kembali pulang ke rumah masing-masing mengingat kami masih harus menempuh
perjalanan jauh sekitar 4 jam lagi. Pukul 13.00 kami mulai perjalanan pulang,
dan barulah bisa melihat sekeiling yg ternyata kami lewati pada malam hari saat
berangkat. Semua indah sekali pemandangannya (kecuali jalanannya, hehehe..).
kampung nelayan |
Terima kasih sudah mampir... semoga bermanfaat untuk kalian ya...
0 komentar:
Posting Komentar